Bioremediasi untuk Mempertahankan Kualitas Air

bioremediasi

Bioremediasi merupakan suatu proses yang melibatkan mikroorganisme, fungi, tanaman hijau maupun enzim yang dihasilkannya untuk mengembalikan kondisi lingkungan yang telah diubah oleh adanya kontaminan menjadi seperti kondisi sebelumnya. Kontaminan yang dimaksud adalah bahan pencemar atau limbah yang masuk ke dalam perairan. Teknik bioremediasi sering digunakan untuk menghilangkan tumpahan minyak pada suatu perairan dengan menggunakan bakteri khusus. Bakteri khusus tersebut dikenal juga dengan MEOR (microbial enhancement of oil recovery).

Pencemaran perairan terutama diakibatkan oleh pengelolaan sumber daya alam yang kurang bijaksana. Pengelolaan sumberdaya alam yang dilakukan saat ini di Indonesia lebih ditekankan pada aspek ekonomis bukan pengelolaan yang bertujuan untuk keberlanjutan sumberdaya alam (natural resources sustainability). Apabila dibiarkan dalam jangka panjang akan terjadi degradasi atau penurunan kualitas lingkungan yang pada akhirnya dapat menimbulkan bencana ekologis.

Limbah sebagai bahan pencemar tersebut harus segera ditangani secara serius sebelum terjadi akumulasi yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Salah satu langkah konkret dan relatif mudah dilaksanakan untuk mengatasi pencemaran perairan adalah dengan pengelolaan secara biologis melalui pemanfaatan mikrobia sebagai pembersih bahan pencemar. Metode yang digunakan dalam bioremediasi adalah dengan menggunakan bakteri untuk mengumpulkan bahan pencemar dan mengambilnya dari lokasi tercemar. Menurut Battistelli (2004), metode bioremediasi yang dikembangkan saat ini adalah dengan melengkapi metode konvensional dengan cara menghancurkan bahan pencemar jika dimungkinkan atau paling tidak mentransformasi kedalam substansi yang tidak berbaya. Teknik ini secara umum relatif murah, menggunakan teknologi sederhana dan dapat lebih diterima publik. Bioremediasi telah menjadi alternatif yang baik dalam membersihkan bahan pencemar dan penggunaannya meningkat cepat di Amerika Serikat dan Eropa dengan berbagai tingkat kesuksesan (Rutkowska et al., 2004).

Teknik bioremediasi didasarkan pada kemampuan beberapa mikroorganisme untuk mengkatabolisme bahan-bahan kimia berbahaya. Salah satu bakteri yang populer dalam mengubah senyawa berbahaya menjadi tidak berbahaya adalah Pseudomonas sp. Dengan kemajuan teknologi rekayasa genetika dimungkinkan menghasilkan beberapa bakteri yang spesifik menangani limbah kimia tertentu sehingga tidak berdampak berbahaya bagi lingkungan.

Meskipun beberapa kasus pencemaran dapat ditangani dengan bioremediasi, namun upaya pencegahan tetap merupakan langkah terbaik. Pencegahan dilakukan dengan mencegah masuknya bahan pencemar kedalam perairan terutama bahan-bahan kimia berbahaya. Bahan kimia saat ini menjadi bahan pencemar utama di perairan sungai. Sungai merupakan satu-satunya prasarana paling mudah bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktivitas, MCK, transportasi dan lainnya termasuk membuang sampah rumah tangga dan limbah industri. Dua aktivitas terakhir merupakan faktor utama terjadinya pencemaran logam berat dalam perairan.

Bagaimana tanggapan anda?

Priadi Setyawan, S.Pi M.Si

Leave a comment